Selasa, 13 November 2012

Astaghfirullah..Ikhwan dan Akhwat Bezina.

Kemarin malam, saya berkunjung ke tempat teman, eks teman satu wisma dulu. Beliau dulunya dari fakultas teknik. Meskipun demikian, kesibukannya kini bukan di perusahaan, karena ia memilih untuk menyibukkan diri dengan menghafalkan Al-Qur’an. Bahkan, bukan hanya menghafalkan Al-Qur’an semata, tetapi beliau juga berazzam untuk mengambil sanad minimal satu dari 10 qiraat.
Secara pribadi, saya paling suka kalau main ke tempat beliau, karena “pembicaraannya” tidak seperti pembicaraan manusia pada umumnya. Banyak nasehat yang dinukil dari kalamullah, hadits, atau petuah salaf sehingga membuat hati tidak bosan untuk mengambil faidah. Demikianlah persangkaan saya berdasar dzahir yang saya lihat, dan tidak bermaksud menyucikan seorang pun di hadapan Allah ta’ala.

Maka, tanpa terasa kunjungan saya pun sampai terlalu larut hingga jam dinding menunjukkan waktu hampir pukul dua belas malam. Di antara nasehat terakhir sebelum berpisah; beliau mewanti-wanti untuk menjauhi tempat-tempat dan sebab-sebab fitnah yang merusak. Katanya, nabi memberikan pesan bahwa jika seseorang mendengar kemunculan Dajjal di akhir zaman nanti, jangan penasaran untuk melihatnya, tetapi begitu mendengar nama Dajjal, segeralah lari menjauh. Ini juga merupakan petunjuk bahwa kita jangan main-main dan merasa aman dari fitnah yang merusak. Seseorang yang lama belajar agama, tidak bisa dijamin dirinya akan selamat di akhir hidupnya nanti. Maka, jauhilah fitnah yang merusak sejauh mungkin, jangan coba-coba penasaran lalu mencicipi masuk ke dalamnya.

Terdapat sebuah kisah nyata yang belum lama ini terjadi, ada seorang ikhwan, kesibukannya adalah menghafal Al-Qur’an, bahkan katanya sudah disebut hafizd. Di tempat lain, ada juga seorang akhwat yang hafizhah.

Curahan Hati Sang Ustadz

DILEMA USTADZ (suara hati seorang dai), ia berkata :
 Aku bangga menjadi pewaris para nabi...
 Aku bahagia bisa ikut mengemban tugas para nabi...
 Aku bersyukur mengikuti derap langkah para sahabat...
 Akan tetapi...sungguh begitu berat tugas dakwah ini, demi Allah sungguh berat rasanya, serasa sedang mendaki gunung yang terjal.
 Aku selalu menasihati orang lain...yang seharusnya aku adalah orang yang pertama mengerjakannya, akan tetapi....betapa sering aku terlambat mengerjakannya...bahkan kadang aku tdk mengerjakannya...bahkan yang lebih parah kadang aku menyelisihinya...!!!
 Sungguh besar pahala dakwah yang ingin kuraih....akan tetapi sungguh besar pula kemurkaan Allah pada orang yg tdk mengerjakan apa yang ia nasihatkan. Betapa ngeri nasib seorang dai yang melanggar nasehatnya sendiri, usus perutnya terjulur keluar, ia berputar seperti alat penggiling gandum, dipermalukan dihadapan khalayak!!

 Meskipun ancaman begitu ngeri aku harus tetap menyampaikan agama ini...
 Aku dituntut tuk bisa menghiasi kata-kataku, ceramah, dan tulisanku agar bisa menarik dan mudah diterima masyarakat....akan tetapi aku juga diperintahkan utk ikhlas dalam berdakwah, tdk ujub trhdp dakwahku apalagi mengharap pujian dan sanjungan manusia.